SINARPAGINEWS.COM, IRAN - Kedubes Iran di London memprotes standar ganda pemerintah Inggris terkait transformasi Asia Barat, dan menambahkan: London saat mendukung penerapan gencatan senjata di Gaza, tapi menutup mata atas kejahatan sadis Israel terhadap rakyat tertindas Palestina dan bertambahnya jumlah syuhada.
Seperti dilaporkan IRNA; Kedubes Iran di London Senin (26/8/2024) menulis: statemen Menlu Inggris, David Lammy terkait Asia Barat dapat ditafsirkan sebagai berikut bahwa rezim Zionis mendapat dukungan penuh London dalam aksinya di Palestina, dan negara-negara lain harus menahan diri untuk tidak menanggapi kejahatannya untuk mencegah meningkatnya ketegangan.
Kedubes Iran di London dalam pesannya seraya mengisyaratkan klaim dukungan Inggris atas gencatan senjata di Gaza, menyebutkan: Tapi sepertinya hanya ada sedikit kekhawatiran terkait ribuan perempuan dan anak-anak yang kemungkinan terbunuh sebelum tercapainya kesepakatan gencatan senjata.
Beberapa jam sebelumnya, menlu Inggris menyatakan bahwa dalam kontak telepon dengan Menteri Urusan Strategi Israel, Ron Dermer, menekankan dukungan London atas keamanan Israel, pentingnya menahan diri, kebutuhan akan gencatan senjata segera di Gaza dan pembebasan seluruh tawanan (tawanan Palestina).
Tanpa menyinggung kejahatan mengerikan Israel di Palestina dan tingginya angka syuhada perang Gaza, Lammy mengklaim: Eskalasi lebih besar tensi di kawasan Asia Barat harus dihindari dengan harga apapun.
Rezim Zionis sekitar 11 bulan lalu, melakukan pembantaian besar-besaran di Gaza, dan seraya menutup seluruh jalur penyeberangan dan menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan, telah mengubah kawasan kecil ini menjadi puing-puing. Perang ini yang diumumkan Israel memiliki dua tujuan, menghancurkan Hamas dan membebaskan tawanan Israel dikobarkan sejak 7 Oktober 2023, dan sampai saat ini Tel Aviv masih gagal meraih tujuannya tersebut.
Dewan Keamanan PBB dua bulan lalu meratifikasi resolusi mendukung gencatan senajta di Gaza, tapi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang telah kehilangan legalitasnya baik di dalam Israel maupun di tingkat internasional, bersikeras melanjutkan perang. (MF)
Editor: Red