SINARPAGINEWS.COM, LIBANON - Setidaknya 63 orang tewas dan 92 lainnya cedera dalam gelombang baru serangan udara Israel yang menargetkan berbagai wilayah di Libanon selatan dan timur pada hari Senin (30/9/2024), kata Kementerian Kesehatan, menjadikan jumlah keseluruhan korban tewas lebih 900 orang dengan 2.700 lainya terluka sejak kampanye militer besar-besaran Zionis terhadap apa yang disebutnya sebagai target Hizbulata di seluruh Libanon pada 23 September lalu.
Sebuah pernyataan kementerian mengatakan setidaknya 45 orang tewas dan 70 lainnya cedera dalam serangan udara Israel yang mematikan di kota Ain Ed Delb, sebelah timur Sidon di Lebanon selatan pada hari Ahad.
Pihak berwenang sebelumnya menyebutkan jumlah korban tewas dalam serangan yang sama mencapai 24 orang.
Kementerian mengatakan 12 orang lainnya tewas dan 20 lainnya cedera dalam serangan Israel di wilayah timur Hermel.
Enam petugas medis juga tewas dan empat lainnya cedera ketika jet tempur Israel menyerang pusat pertahanan sipil di kota Sohmor di Lembah Bekaa bagian barat.
Beberapa komandan Hizbulata tewas dalam serangan Israel, termasuk pemimpinnya Hassan Nasralat.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengatakan Kamis pagi bahwa Tel Aviv hanya akan menerima gencatan senjata di Lebanon jika Hizbulata didorong menjauh dari perbatasan di utara Sungai Litani dan dilucuti senjatanya.
Pada hari Senin, Perdana Menteri sementara Najib Mikati mengatakan Libanon siap untuk melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang melibatkan pengerahan tentara Libanon di selatan Sungai Litani.
Hizbulata dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak dimulainya perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 41.600 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Libanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas. (vois)
Editor: Red