SINARPAGINEWS.COM, IWPG - Para perempuan yang bercita-cita untuk perdamaian dunia di tengah-tengah perang dan konflik yang terus berlanjut berkumpul untuk berbagi pengalaman mereka dalam kegiatan perdamaian dan memperbaharui tekad serta komitmen mereka terhadap perdamaian dunia.
International Women's Peace Group (IWPG, Ketua Hyun Sook Yoon) menyelenggarakan International Women’s Peace Conference 2024 di Kensington Resort di Gapyeong, provinsi Gyeonggi-do pada tanggal 19 September 2024.
Konferensi ini diselenggarakan dengan tema "Pemimpin Perempuan Bertindak untuk Perdamaian", sebuah tempat bagi perempuan untuk berbagi contoh terbaru dari kegiatan perdamaian di komunitas mereka untuk mengakhiri perang.
IWPG memperkenalkan pencapaian perdamaiannya, yang jauh lebih bermanfaat dibandingkan tahun lalu, dan mendorong partisipasi semua orang.
Dalam sambutannya, Ketua IWPG Hyun Sook Yoon mengatakan, "'Implementasi' sangat penting agar perdamaian dapat diwujudkan ke dalam institusi dan budaya yang praktis. Jika orang-orang dari semua sektor masyarakat memenuhi peran mereka, perdamaian dapat dicapai. Mohon untuk selalu berpikir, 'Apa yang dapat saya lakukan saat ini untuk perdamaian?"
Konferensi ini dibagi menjadi dua bagian: "Mengapa perempuan harus terlibat dalam kegiatan perdamaian?" dan "Mempraktikkan Perdamaian: Perempuan menjadi pemimpin perdamaian."
Ibu Sarah Chong, Direktur Femme Solidarity dari Australia, menunjukkan pendidikan perempuan dan partisipasi mereka dalam proses pengambilan keputusan sebagai tantangan bagi perempuan untuk menemukan hak mereka atas perdamaian.
Ia mengatakan bahwa perempuan imigran dan pengungsi berjuang untuk menemukan perdamaian dan keamanan, dan menekankan bahwa "Partisipasi perempuan dalam proses pengambilan keputusan bukan hanya masalah kesetaraan gender, tetapi juga penting untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan."
Ia juga menjelaskan bahwa memberdayakan perempuan melalui pendidikan sangat penting untuk membangun perdamaian yang berkelanjutan.
Ia mengatakan, "Pemberdayaan perempuan tidak hanya bermanfaat bagi perempuan secara individu, tetapi juga memiliki efek gelombang positif terhadap keluarga, komunitas, dan masyarakat, yang mendorong gerakan menuju dunia yang lebih damai."
Pentingnya Pendidikan Perdamaian Perempuan juga disoroti dalam konteks merangkul berbagai budaya. Profesor Jeong Jee-youn, kepala Institut Penelitian Imigrasi dan Kebijakan Multikultural Korea, mengatakan,
"Transformasi menuju masyarakat multikultural tidak dapat dihindari, tetapi tidak banyak perhatian yang diberikan pada topik ini. Sekarang, saatnya bagi kita untuk melepaskan diri dari pendekatan saat ini dan mengadopsi pendidikan multikultural yang berkelanjutan untuk membangun masyarakat yang langgeng dan damai."
Beliau menambahkan, "Tantangan yang muncul dari globalisasi tidak dapat diselesaikan hanya dengan pendekatan tunggal. Dalam hal ini, saya berharap Pendidikan Perdamaian Perempuan IWPG, yang membahas toleransi (inklusivitas) dan rasa hormat sebagai kebajikan esensial warga negara yang damai, menjadi landasan bagi integrasi sosial dan perdamaian di era multikultural."
Editor: Red