Khutbah Idul Fitri 2021: Jaga Silaturahmi, Perkuat Persaudaraan Sesama Muslim dan Sesama Anak Bangsa

Khutbah Idul Fitri 2021: Jaga Silaturahmi, Perkuat Persaudaraan Sesama Muslim dan Sesama Anak Bangsa Dok SPN Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Prov. Jabar H. Jafar Ismail, Ketua RW.13 H. Masdar, Kang Asep Ruslan dan Panitia usai shalat Idul Fitri (Dok. YARLA)

Banyak sekali hikmah dan makna yang dapat dipetik dari kejadian pandemi Covid-19. Diantaranya kita diingatkan untuk selalu bersabar dan bersyukur dalam situasi apa pun dan dalam kondisi bagaimanapun.

SINAR PAGI NEWS, KOTA BANDUNG - Sabar dan syukur adalah dua senjata bagi seorang mukmin dalam mengarungi kehidupan di dunia. Jika kita tidak menghiasi diri kita dengan sifat sabar dan syukur dalam situasi seperti ini, maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali kerisauan, kesedihan, kesusahan, dan putus asa. Sebaliknya, jika kita tanamkan sabar dan syukur dalam hati kita, maka kita akan meraih ridha Allah dan pahala yang besar di kehidupan akhirat.  

Pandemi Covid-19 telah melanda  Indonesia lebih dari setahun yang lalu, dampaknya banyak kegiatan keagamaan dibatasi untuk menghindari terjadinya klaster baru.

Pandemi Covid-19 mengingatkan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah. Hanya dengan makhluk yang sangat kecil bernama Corona, banyak orang dibuat tak berdaya, banyak yang sakit dan meninggal dunia. Bahkan banyak negara di seluruh dunia dibuat tak berdaya oleh mahluk Allah yaitu Corona.

Hal ini seakan mengikis habis kesombongan pada diri manusia. Manusia itu makhluk lemah yang memiliki banyak keterbatasan. Tidak selayaknya menyombongkan dan membanggakan dirinya.

Imam dan Khotib shalat Idul Fitri di RW.13 Cluster Citra Bumi Panyileukan, Kang Asep Ruslan (Dok. YARLA).

Demikian petikan khutbah yang disampaikan Ustaz Ir. H. Asep Ruslan atau yang akrab dipanggil Kang Asep, Pembina Pondok Persantren Rahmat Lil Alamin (PARLA) dan Ketua Yayasan Rahmat Lil Alamin (YARLA), lembaga yang menaungi SMP/SMK Nagrak Boarding School dan Pondok Pesantren Rahmat Lil Alamin di Purwakarta, saat menjadi imam dan khatib shalat Idul Fitri 1442 Hijriah dengan tema “Jaga Silaturahmi, Perkuat Persaudaraan Sesama Muslim dan Sesama Anak Bangsa”  yang digelar di Lapangan RW.13 Cluster Citra Komplek Bumi Panyileukan Kelurahan Cipadung Kidul Kecamatan Panyileukan Kota Bandung, Kamis (13/5/2021).

“Semua mahluk di dunia ini pasti akan hancur, begitupun dengan manusia pasti akan berakhir dengan kematian. Tidak seorang pun manusia dapat memajukan kematian atau memundurkannya barang sesaat pun. Kematian adalah pintu yang akan dimasuki oleh setiap manusia. Ajal tidak akan meminta izin kepada orang muda yang sehat. Maut juga tidak akan permisi kepada orang tua yang sakit-sakitan. Maut akan menjemput seseorang secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Virus Corona adalah satu di antara sekian banyak penyebab kematian manusia,” kata Kang Asep.

Menurut Kang Asep, kejadian pandemi Covid-19 mengingatkan akan pentingnya ilmu tentang agama. Tanpa ilmu agama, kita tidak akan mampu menggali hikmah dari suatu kejadian. Tanpa ilmu agama, kita tidak akan dapat bersabar dan bersyukur sebagaimana mestinya. Tanpa ilmu agama, kita tidak akan mampu menyikapi musibah sesuai tuntunan syariat Islam.  

Seorang mukmin yang baik harus bersyukur karena telah dianugerahi kekuatan untuk menuntaskan ibadah shaum dan berbagai ibadah lainnya selama bulan Ramadhan. Dan setiap kali selesai menuntaskan suatu ibadah, selalu berharap cemas apakah ibadahnya diterima atau di tolak oleh Allah.

“Jangan-jangan ibadah yang telah dilakukannya itu tidak diterima oleh Allah. Harapan itu akan memotivasinya untuk terus melakukan ibadah, sehingga ia bisa menghimpun bekal sebanyak-banyaknya untuk kehidupan akhirat kelak. Sedangkan kecemasan dan kekhawatiran itu akan mendorongnya untuk terus beribadah, karena ia tidak tahu ibadah mana yang diterima oleh Allah SWT, apakah ibadah yang telah dikerjakan ataukah ibadah yang akan dilakukan,” ujar Kang Asep.

H. Uded Sutardi, tokoh agama di RW.13 bersama Kang Asep Ruslan (Dok. YARLA)

Setelah melaksanakan “Hablum minallah” dengan menunaikan hak-hak Allah dengan melaksanakan rangkaian ibadah selama bulan Ramadhan, menurut Ustaz Asep, sekarang tibalah waktunya untuk “hablum minannas” yaitu hubungan dengan sesama manusia dalam bentuk mu'amalah.

Dimana hari raya Idul Fitri salah satu momen tepat untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat hubungan persaudaraan sesama muslim dan sesama anak bangsa.

“Pandemi Covid-19 janganlah menghalangi kita untuk bersilaturahmi. Karena silaturahmi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Jika tidak memungkinkan dengan bertemu fisik, maka bisa diganti dengan pertemuan secara daring.  Silaturahmi dapat dilakukan dengan saling bertegur sapa dan menanyakan kabar melalui sambungan telepon,” kata Kang Asep.

Di musim pandemi Covid-19 ini, kita dianjurkan untuk selalu patuh melaksanakan Protokol Kesehatan 5M seperti: Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun di air mengalir atau pakai Handsanitizer, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan dan Membatasi mobilitas.

“Akan tetapi jarak sosial tidak boleh renggang. Jarak persaudaraan harus tetap dekat. Jembatan penghubung antar kerabat harus tetap dibentangkan,” tegasnya.  

Selanjutnya Kang Asep mengatakan, Pandemi Covid-19 jangan sampai membuat putus tali silaturahmi dengan keluarga, kerabat, sahabat, tetangga dan teman. Walaupun di masa pandemi, hubungan baik dengan mereka tetap harus dipelihara. Bagaimana caranya? Jaga hubungan baik itu dengan cara membantu mereka dikala mereka butuh bantuan. Beri utang mereka jika memang mereka butuh pinjaman, dan kunjungi mereka jika itu memungkinkan.

“Jangan tunggu mereka berbuat baik kepada kita lalu kita balas kebaikan mereka. Jangan tunggu mereka mengunjungi kita lalu kita balas kunjungan mereka. Jangan tunggu mereka menyapa duluan lewat sambungan telepon baru kemudian kita balas menyapa. Kita dahului mereka dengan itu semua. Karena ini adalah kebaikan yang pahalanya besar. Jadilah orang yang pertama kali melakukannya,” terangnya.

Menyambung silaturahmi adalah salah satu kewajiban dan memutus silaturahmi termasuk salah satu dosa besar.

“Rasulullah SAW bersabda:  “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi (HR. Bukhari dan Muslim). Jangan kita menganggap silaturahmi sebagai beban. Jangan berpikir silaturahmi hanya akan menambah kesusahan yang sedang kita rasakan. Bahkan sebaliknya dengan sebab kita silaturahmi, Allah akan angkat kesusahan dan melapangkan rezeki kita,” tuturnya.

H. Suwenda, tokoh masyarakat di RW.13 bersama Kang Asep Ruslan (Dok. YARLA)

Khutbah pertama ditutup dengan renungan sebuah hadist tentang orang yang bangkrut. Dimana Abi Hurairah RA mengatakan, Suatu ketika Nabi Muhammad SAW bertanya kepada para sahabatnya: “Tahukah kalian siapa itu yang disebut orang bangkrut? Mereka pun menjawab, “Kalau di kita, orang bangkrut ialah orang yang sudah tak lagi punya uang dan barang.”

Ternyata Nabi Muhammad SAW mempunyai maksud lain. Terbukti Beliau berkata: “Sesungguhnya orang bangkrut di antara umatku ialah yang datang di hari kiamat kelak dengan membawa pahala-pahala shalat, puasa, dan zakat; namun dalam pada itu sebelumnya pernah mencaci ini, menuduh itu, memakan harta ini, mengalirkan darah itu, dan memukul ini. Maka dari pahala-pahala kebaikannya, akan diambil dan diberikan kepada si ini dan si itu, kepada orang-orang yang yang telah ia dzalimi. Jika pahala-pahala kebaikannya habis sebelum semua yang menjadi tanggungannya terhadap orang-orang dipenuhi, maka akan diambil dari keburukan-keburukan orang-orang itu dan ditimpakan kepadanya, kemudian dia pun dilemparkan ke neraka.” (HR Muslim).

“Dari pernyataan Nabi Muhammad SAW tersebut, kita menjadi tahu betapa pentingnya menjaga silaturahmi dan hubungan baik dengan sesama,” ujarnya.

Khutbah kedua, akhirnya ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh khatib. “Untuk menghakhiri khutbah shalat Idul Fitri ini, mari kita bersama-sama menundukan kepala, mengkhusyukan hati, sambil mengheningkan perasaan kita untuk berdo’a dan memohon kepada Allah SWT,” pungkas Kang Asep Ruslan.

Pandemi Covid-19 telah melanda  Indonesia lebih dari setahun yang lalu, dampaknya banyak kegiatan yang dibatasi seperti kegiatan keagamaan untuk menghindari terjadinya klaster baru penyebaran Covid-19. Dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat, rangkaian shalat Idul Fitri 1422 Hijriah berjalan dengan tertib dan lancar.

 

Editor: Asep Ruslan

Bagikan melalui:

Komentar