Peningkatan Kemampuan Numerasi Matematika Dengan Model Problem Based Learning dan Media E- LKPD

Peningkatan Kemampuan Numerasi Matematika Dengan Model Problem Based Learning dan Media E- LKPD Dok Humas Ket.foto:(SARI DEWI M, S.Pd.,M.Pd)

SINARPAGINEWS.COM, TEGAL - Informasi terkini terkait dengan kualitas pendidikan saat ini diukur dalam rapot pendidikan yang menyoroti tingkat numerasi di SMK Al Irsyad. Hasil dari rapot pendidikan bahwa tingkat numerasi peserta didik SMK Al Irsyad kurang. Oleh karenanya upaya untuk mendorong peserta didik dalam mencapai kompetensi minimum dengan perbaikan pembelajaran melalui metode, model, gaya belajar dan media pembelajaran yang lebih menarik.

Sebagai upaya meningkatkan numerasi matematika peserta didik melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dan media e-LKPD diharapkan dapat meningkatkan kemampuan numerasi matematika peserta didik. Dengan harapan pada tahun berikutnya rapot pendidikan SMK Al Irsyad Tegal akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Tuntutan dan perkembangan teknologi yang menuntut pendidik untuk memberikan pengajaran yang lebih bermakna kepada peserta didik. Adapun masalah yang dihadapi selama pembelajaran adalah sebagai berikut :
Kurang tertariknya peserta didik dengan metode pembelajaran dengan menggunakan ceramah. Peserta didik kurang tertarik jika pembelajaran hanya dengan penggunaan buku dan mencatat.

Kecenderungan peserta didik pasif dalam berkomunikasi atau mengemukakan suatu pendapat ataupun kebingungan dalam mengutarakan ketidakpahaman pada suatu materi tertentu.

Kemampuan dasar matematika peserta didik yang belum optimal, Kemampuan numerasi matematika peserta didik kurang,
Kemampuan pendidik dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran yang terbatas
Kelas yang kurang representatif yaitu daya dukung wifi yang belum terjangkau secara maksimal, ruang kelas yang kurang nyaman, proyektor yang tidak standby di kelas, beberapa gadget yang dimiliki peserta didik kurang mendukung dan tidak semua peserta didik mempunyai laptop.

Pembelajaran dengan model problem based learning diawali dengan pemunculan masalah yang harus dipecahkan oleh peserta didik. Masalah-masalah yang diajukan berkaitan dengan kehidupan peserta didik (kontekstual). Media yang digunakan selama proses pembelajaran yaitu menggunakan e-LKPD.

Manfaat LKPD adalah untuk membantu pendidik menyediakan pembelajaran yang aktif bagi peserta didik. LKPD dapat membantu peserta didik ketika mengerjakan soal latihan agar mencapai kesimpulan yang lebih terarah. Dengan dengan demikian proses belajar mengajar akan lebih mudah bagi pendidik maupun peserta didik.

Pengembangan LKPD diintegrasikan dengan e-LKPD yaitu lembaran latihan peserta didik yang dikerjakan secara digital dan dilakukan secara sistematis serta berkesinambungan selama jangka waktu tertentu. E-LKPD dirancang dan dikreasikan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran serta kreativitas masing-masing pendidik, dimana peserta didik dapat mengakses e-LKPD melalui jaringan internet dengan harapan dapat membantu peserta didik untuk lebih memahami materi yang diberikan oleh pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Proses pembelajaran setiap generasi memiliki permasalahan masing-masing yang dipengaruhi oleh sosial budaya yang berkembang saat itu. Begitu pula dalam pembelajaran matematika pada generasi Z yang semuanya serba digital, salah satunya kegiatan asesmen diakhir semester berbasis CBT (Computer Based Test), pengolahan nilai rapot dengan menggunakan e-rapot dan buku pelajaran menggunakan e-book.

Dengan perkembangan teknologi yang begitu cepatnya tantangan yang dihadapi bagi pendidik adalah dalam mengadaptasi gaya belajar yang disesuaikan dengan metode, model dan strategi pembelajaran yang di kaitan dengan perkembangan TPACK. Dari hasil refleksi pembelajaran bagian dari PBL, peserta didik kesulitan dalam mempresentasikan hasil diskusi.

Peserta didik cenderung kurang percaya diri dalam berkomunikasi, dan merasa ketakutan disaat mendapat pertanyaan dari kelompok lain. Dalam penggunaan e-LKPD pun beberapa peserta didik masih kebingungan dalam mendownload, cara mengisi e-LKPD dan mengirim hasil e-LKPD dalam link. Untuk mengetahui kemampuan pengetahuan peserta didik menggunakan aplikasi quizizz. Tantangan yang dihadapi peserta didik adalah terkendala kuota dan beberapa peserta didik lupa dengan emailnya.

Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan persiapan adminitrasi pembelajaran diantaranya menyusun modul ajar, bahan ajar, e-LKPD, bahan presentasi dengan menggunakan aplikasi canva, memilih video pembelajaran, pembuatan soal untuk mengukur pengetahuan peserta didik menggunakan aplikasi quizizz dan membuat rubrik-rubrik penilaian sikap dan ketrampilan. Diawal pembelajaran peserta didik diberikan motivasi yang dapat menginspirasi peserta didik untuk terus belajar. Pendidik sambil mengamati respon peserta didik sejauh mana semangatnya dalam mengikuti proses pembelajaran selanjutnya.

Strategi yang digunakan dalam meningkatkan numerasi matematika peserta didik diantaranya dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan bantuan media e-LKPD. PBL membantu dalam mengkondisikan proses pembelajaran e-LKPD membantu peserta didik dalam memecahkan soal-soal numerasi. Bentuk soal numerasi yang cenderung bacaan terlalu banyak membuat peserta didik kurang tertarik untuk menyelesaikannya.

Dengan media e-LKPD yang model soalnya di kombinasikan dengan tampilan soal berbentuk video ataupun dalam bentuk komik ternyata memberikan ketertarikan peserta didik untuk memahami dan menyelesaikan soal tersebut.

Refleksi
Dampak dari aksi yang dilakukan adalah meningkatnya kemampuan numerasi peserta didik terhadap pelajaran matematika melalui model pembelajaran Problem Based learning dengan media e-LKPD. Hasil dari pelaksanaan model PBL dengan media e-LKPD dapat meningkatkan kemampuan numerasi peserta didik dibuktikan dengan 80 % peserta didik berpredikat B. Artinya peserta didik sudah terampil dalam menyelesaikan e-LKPD yang didalamnya terdapat soal-soal numerasi yang harus dipecahkan. Sedangkan dengan predikat A sebasar 15 % dan predikat C sebesar 5 % yang terdiri dari 20 peserta didik kelas X.

Respon yang diberikan oleh peserta didik dari proses pembelajaran dengan menggunakan model PBL dan media e-LKPD yaitu peserta didik lebih tertarik tampilan video-video dan media pembelajaran yang tidak hanya menggunakan paper. Dalam pembelajaranpun saat latihan soal juga diberikan soal diluar materi yang mengasah logika atau sekedar permainan untuk mengurangi tingkat kesetresan peserta didik.

Faktor keberhasilan dalam penerapan PBL dengan media e-LKPD melibatkan peserta didik dalam pembelajaran sehingga pembelajaran terpusat pada peserta didik. Pendidik hanya sebagai coaching dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam memecahkan suatu masalah.

Langkap-langkah dalam e-LKPD memudahkan peserta didik dalam mengingat materi dan menyelesaikan soal serta melatih kemandirian peserta didik dalam belajar.

KESIMPULAN:
Kesiapan pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran juga mendukung keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Sarana dan prasarana yang kurang representatif mengakibatkan pembelajaran kurang berjalan secara optimal. Dalam proses pembelajaran tersebut dari 20 peserta didik yang mengikuti 81,3 % semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.

Dengan media e-LKPD meningkatkan ketrampilan peserta didik dalam memahami soal numerasi yaitu sebesar 80 % dengan predikat Baik. Hal ini membuktikan dengan media-media pembelajaran yang menarik, peserta didik lebih terbantu dalam memahami materi yang diajarkan. Karena pembelajaran tidak monoton, dalam artian ada tayangan video, langkah-langkah pengerjaan dalam e-LKPD.(***).
OLEH: SARI DEWI M, S.Pd.,M.Pd
Guru Matematika
SMK AL IRSYAD TEGAL

Editor: A.Wahidin

Bagikan melalui:

Komentar