"Edukasi Kesehatan Seksual Dasar" di komunitas "Indonesia Bisa Membaca,"

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Mengadakan Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Depok

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Mengadakan Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Depok Red

SINARPAGINEWS.COM, DEPOK – Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI) mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk "Edukasi Kesehatan Seksual Dasar" di komunitas "Indonesia Bisa Membaca,"  Depok, (25 Oktober 2024).

Program ini bertujuan memberikan pemahaman tentang kesehatan seksual pada anak usia dini dan anak berkebutuhan khusus, serta mendukung peran orang tua sebagai pendamping utama anak-anak mereka.
Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Allenidekania, S.Kp., M.Sc., dosen Keperawatan Anak, dengan dukungan dari dosen Sri Yona, SKp, MN, PhD, dosen Keperawatan Medikal Bedah, dan Ns. Winda Eriska, S.Kep., MS, dosen Keperawatan Komunitas. Para mahasiswa FIK UI dari program S1 dan S2 yang turut berpartisipasi adalah Ns. Alandia, Ns. Shendika Wirastiningtyas, Ns. Riska Eka Fatma, Ns. Dwi Sartika dari Magister Keperawatan Medikal Bedah; Ns. Zilya Andriani dari Magister Keperawatan Onkologi; Ns. V.E. Salvera Arnoldy dari Magister Keperawatan Anak; serta Rifty Octapiani Fauziah dan Anisa Isnaini.

Menyadari Pentingnya Edukasi Kesehatan Seksual Sejak Dini
Pendidikan kesehatan seksual dasar pada anak dipandang sangat penting untuk menghadapi meningkatnya kasus kekerasan seksual terhadap anak. Melalui pengajaran yang tepat dan sensitif, anak-anak diajarkan untuk mengenali organ tubuh, memahami perbedaan jenis kelamin, serta menghargai hak dan batasan atas tubuh mereka. Langkah ini bertujuan untuk mencegah rasa ingin tahu yang berlebihan dan memberikan pemahaman yang sesuai dengan usia anak, agar mereka merasa aman dan berdaya.

Rangkaian Kegiatan Edukasi yang Menarik dan Interaktif
Program ini berlangsung dalam dua sesi. Pada sesi pertama, 11 Oktober 2024, dilakukan pemeriksaan kesehatan gratis bagi para orang tua, termasuk pemeriksaan tekanan darah dan gula darah.

Para orang tua juga mengikuti sesi hypnoparenting yang dibawakan oleh Ns. Dwi Sartika, yang menekankan pentingnya penggunaan kata-kata positif dalam perkembangan anak. Para orang tua antusias berpartisipasi dan mendapatkan pemahaman lebih mengenai peran komunikasi positif dalam mendidik anak.



Media dan Penyampaian yang Menarik
Sesi kedua pada 25 Oktober 2024 merupakan inti dari kegiatan pengabdian ini, yang melibatkan beberapa metode interaktif. Anak-anak dikenalkan dengan buku pop-up dan boneka tangan (puppet) sebagai media pembelajaran. Penggunaan boneka tangan menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan. Boneka ini digunakan untuk memperagakan situasi terkait pendidikan seksual, seperti menjaga privasi dan batasan tubuh, serta cara merespons situasi yang tidak nyaman. Dengan menggunakan boneka, pengajar dapat berinteraksi dengan anak-anak dan memberikan contoh nyata dalam suasana yang aman, sehingga anak-anak merasa lebih nyaman mendiskusikan topik yang mungkin terasa tabu.



Selain itu, storytelling juga menjadi metode kunci dalam penyampaian materi. Buku pop-up dengan gambar dan narasi menarik digunakan untuk mengenalkan anak pada bagian tubuh, pentingnya menjaga privasi, dan cara berkomunikasi tentang batasan tubuh. Melalui cerita yang menyenangkan, anak-anak dapat memahami konsep penting tersebut dengan cara yang sesuai usia.

Setelah sesi storytelling, pengajar mengonfirmasi pemahaman anak-anak untuk memastikan bahwa materi tersampaikan dengan baik. Anak-anak juga diajak untuk menyanyikan lagu “Jaga Tubuh Kita.” Setiap lirik dalam lagu ini disesuaikan untuk menyampaikan pesan positif mengenai menjaga diri dan menghormati batasan tubuh. Dengan melodi yang ceria dan lirik yang mudah diingat, anak-anak terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan sekaligus edukatif, menjadikan lagu ini sebagai sarana penting dalam memperkuat pesan pendidikan yang ingin disampaikan.

Dengan adanya kegiatan ini, FIK UI berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan kesehatan seksual sejak dini dan mendorong terbentuknya generasi yang lebih sadar dan paham akan hak dan batasan diri.

Editor: Red

Bagikan melalui:

Komentar

?>