SINARPAGINEWS.COM, BANTUL - Darurat sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi isu yang serius. Menanggapi hal tersebut masyarakat Bantul membuat sebuah program Bantul Bersama atau Bantul Bersih Sampah Tahun 2025.
Program ini direspon baik oleh masyarakat dengan berbagai program pengelolaan sampah seperti pemilahan sampah menggunakan kantong pilah, ember tumpuk, biopori, program bank sampah dan lainnya. Salah satu metode pengelolaan sampah organik adalah menggunakan media magot sebagai media pengurai sampah organik.
Magot adalah larva dari lalat Black Soldiers Fly (BSF) yang dapat mengurai sampah organik. Dalam hal ini adalah makanan dengan sangat cepat. Magot, selain memiliki manfaat untuk mengurai sampah juga memiliki nilai ekonomis.
Menyikapi hal tersebut Tim PkM Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerjasama dengan BUMKal Catur Sejahtera, Kelurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, menyelenggarakan pelatihan tata kelola magot komunitas di Laboratorium Sampah Terpadu kerjasama antara UAD dan Kelurahan Caturharjo.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 14 November 2023, yang dihadiri Rudy Suharta selalu Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Lurah Caturharjo Wasdiyanto, S.Si, pengurus Bumkal Caturharjo dan perangkat Kelurahan Caturharjo.
Kegiatan PkM ini diketuai Rikha Muftia Khoirunnisa (Dosen Prodi Manajemen) dengan tiga dosen UAD lainnya: Adhitya Rechandy Christian (ahli pada bidang tata kelola dan perencana keuangan), Indro Prastowo (ahli pada bidang mikro organisme) dan Hendro Kusumo Eko Prasetyo Moro (ahli pada bidang budidaya hewan).
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan akselerasi pada kegiatan pengelolaan sampah organik melalui Lab. Sampah Terpadu yang sudah digagas oleh UAD dan Kelurahan Caturharjo untuk mewujudkan visi Bantul Bersama.
Adhitya menerangkan, kegiatan ini berfokus pada tata kelola magot secara komunitas. Dalam hal ini melalui komunitas pada masyarakat yang ada di lingkungan RT Lab. Sampah Terpadu UAD untuk pengelolaan sampah organik masyarakat.
Selain membantu masyarakat untuk mengelola sampah organik, model komunitas ini dapat digunakan untuk pengembangan bisnis magot.
Tim PkM melalui kegiatan ini bersepakat juga untuk memberikan bantuan ember, perbaikan kandang BSF serta kotak magot. Wasdiyanto, Lurah Caturharjo menyampaikan bahwa Kelurahan Caturharjo berkomitmen penuh untuk mendukung program Bantul Bersama. "Dan kelurahan telah mendapat predikat sebagai desa mandiri sampah satu-satunya di Kabupaten Bantul," kata Wasdiyanto.
Dikatakan Rudy Suharta, Kepala Bidang DLH Kabupaten Bantul, menunggu secepatnya untuk action nyata segera dari UAD maupun Kelurahan Caturharjo dan berharap program PkM dapat berjalan dengan baik sehingga visi Bantul Bersama dapat segera diwujudkan agar sampah dapat terkelola dengan baik di tingkat desa, khususnya pada Kelurahan Caturharjo. (Fan)
Editor: A.Wahidin