SINARPAGINEWS.COM GAZA – Dalam 15 bulan terakhir, PBB memaparkan jumlah kerusakan akibat pemboman dan serangan habis-habisan tentara Zionis di Jalur Gaza serta biaya rekonstruksinya.
Menurut laporan mengutip IRNA, dengan diumumkannya perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza antara Hamas dan rezim Zionis, para pengungsi Palestina bersiap untuk kembali ke rumah mereka, tapi volume dan intensitas pemboman begitu besar sehingga, menurut laporan PBB, Sekitar 70% bangunan di Jalur Gaza telah hancur dan rekonstruksi reruntuhan ini akan memakan waktu setidaknya hingga tahun 2040 dan mungkin beberapa dekade.
Oktober lalu, PBB mengumumkan bahwa pengangkatan 42 juta ton puing akibat pemboman di Jalur Gaza akan memakan waktu bertahun-tahun dan menelan biaya $1,2 miliar.
Laporan PBB dan Bank Dunia menunjukkan bahwa kerusakan infrastruktur diperkirakan mencapai $18,5 miliar pada akhir Januari 2024, yang berdampak pada bangunan tempat tinggal, fasilitas komersial dan industri, serta layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan energi.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan bahwa lebih dari 1,8 juta orang di Gaza saat ini membutuhkan tempat berlindung, sumber daya air yang tersedia kini kurang dari seperempat sebelum perang, dan setidaknya 68 persen jaringan jalan rusak parah
Citra satelit yang disediakan oleh PBB juga menunjukkan bahwa lebih dari separuh lahan pertanian di Gaza, yang sangat penting bagi penghidupan penduduk Gaza, telah hancur akibat perang, dan data menunjukkan bahwa kehancuran kebun, tanaman pangan dan sayur-sayuran di wilayah ini telah meningkat, di mana kelaparan meluas setelah lebih dari 15 bulan pemboman Israel.
Pada tanggal 7 Oktober 2023, rezim Zionis, dengan dukungan Amerika Serikat, memulai operasi genosida skala besar di Jalur Gaza, dengan tujuan menghancurkan Hamas dan merebut kembali tawanan Hamas, dan lebih dari 46.000 warga sipil Palestina gugur syahid dan lebih dari 109.000 orang terluka, tapi tujuan rezim pendudukan tidak lebih dari sekedar alasan untuk memulai genosida karena sejumlah tawanan Zionis terbunuh dalam pemboman pejuang tentara Israel dan Hamas masih kuat dan berdiri setelah menahan banyak pukulan.
Pada hari Rabu, 15 Januari, Kementerian Luar Negeri Qatar mengumumkan keberhasilan upaya menciptakan gencatan senjata di Gaza dan mengumumkan bahwa pihak Palestina dan Israel telah menyetujui perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza.
Implementasi perjanjian tersebut akan dimulai pada Minggu, 19 Januari, dan sesuai perjanjian, Hamas akan membebaskan tahanan Zionis dalam beberapa tahap dengan imbalan pembebasan lebih dari seribu warga Palestina yang dipenjara di penjara Israel.(pars today )