SINARPAGINEWS.COM, KAB.GARUT – Sekretaris Jenderal Brigade Rakyat, Asep Muhamad Toha, S.Ip, menyampaikan keprihatinan mendalam atas maraknya kasus pencabulan yang terjadi di masyarakat. Dalam tanggapannya, toha menyoroti fenomena ini sebagai indikasi kemerosotan moral yang serius dan bahkan menyinggung potensi dampaknya terhadap kondisi mental seorang dokter spesialis.
“Sekjen Brigade Rakyat sangatlah prihatin dengan peningkatan kasus pencabulan,” ujar Asep Muhamad Toha dalam keterangannya. Toha menekankan bahwa akar permasalahan ini terletak pada “KEMEROSOTAN MORAL” yang menggerogoti nilai-nilai etika di tengah masyarakat.
Lebih lanjut, Asep Muhamad Toha menyoroti adanya “masalah dalam mental yang dialami oleh seorang dokter spesialis” ini memalukan, dan implikasinya mungkin akan berefek terhadap profesi terkait dengan isu ini. Pernyataan ini membuka beberapa interpretasi penting, Potensi Pelaku dari Kalangan Dokter, Jika kasus pencabulan yang menjadi perhatian melibatkan seorang dokter spesialis sebagai pelaku, Brigade Rakyat melihat hal ini sebagai ironi yang memprihatinkan.
Seseorang yang seharusnya menjunjung tinggi integritas dan etika profesi justru terlibat dalam tindakan tercela, yang juga menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi kesehatan mental pelaku.
Dampak Psikologis pada Korban, Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit, keprihatinan terhadap dampak mental juga dapat merujuk pada trauma psikologis mendalam yang dialami oleh korban pencabulan, tanpa memandang latar belakang profesi pelakunya.
Kekhawatiran terhadap Citra Profesi, Brigade Rakyat juga mungkin menyampaikan kekhawatiran terhadap potensi erosi kepercayaan masyarakat terhadap profesi dokter secara umum jika ada oknum yang melakukan tindakan kriminal seperti pencabulan.
Secara keseluruhan, tanggapan dari Brigade Rakyat di bawah kepemimpinan Asep Muhamad Toha menunjukkan pandangan serius terhadap isu pencabulan sebagai masalah sosial yang fundamental. Mereka menilai bahwa masalah ini tidak hanya merugikan korban secara langsung, tetapi juga mencerminkan adanya degradasi moral yang memerlukan penanganan komprehensif.
Penyebutan profesi dokter spesialis dalam konteks ini menambah dimensi kekhawatiran tersendiri, baik terkait dengan kemungkinan pelaku maupun implikasinya terhadap kepercayaan publik terhadap profesi tersebut.(15/4/2025).