SINARPAGINEWS.COM, PALESTINA – Kota Al-Quds, yang dikenal sebagai salah satu kota tersuci dalam sejarah agama-agama suci, memiliki arti penting khusus bagi umat Islam, Yahudi, dan Kristen.
Dalam Islam dan Al-Qur’an, Al-Quds disebut sebagai tanah yang diberkati.
Menurut laporan Pars Today mengutip Mehr News, umat Islam percaya bahwa Nabi Muhammad Saw, datang dari Mekah ke Al-Quds dalam Mi’rajnya dan naik ke langit dari sana. Peristiwa ini dikenal sebagai “Isra dan Mi’raj” dan Masjid Al-Aqsa dianggap sebagai titik Mi’raj Nabi.
Dalam agama Yahudi, dapat dikatakan bahwa kota Al-Quds, dan khususnya lokasi tempat ibadah Sulaiman, adalah tempat tersuci bagi orang Yahudi. Umat Yahudi telah memilih Tembok Barat (Tembok Ratapan) sebagai tempat ibadah dan doa untuk mengenang tempat ibadah kedua mereka, yang dihancurkan oleh bangsa Romawi pada tahun 70 M. Al-Quds juga penting bagi umat Kristen karena kota itu merupakan tempat Yesus Kristus tinggal dan beraktivitas.
Masjid Al-Aqsa, yang memiliki kubah hijau, adalah salah satu tempat tersuci dalam sejarah Islam, Yahudi, dan Kristen. Masjid ini terletak di kota Al-Quds dan memiliki sejarah yang kaya dan kompleks yang berasal dari berbagai era sejarah dan agama.
Masjid Al-Aqsa di Al-Quds adalah kiblat umat Islam sebelum Kakbah. Nama Masjid Al-Aqsa disebutkan dalam Surat Al-Isra dan menurut beberapa riwayat, tempat tersebut merupakan tempat terjadinya Isra Mi’raj.
Tanah Masjid Al-Aqsa merupakan tempat kedua di muka bumi setelah Masjidil Haram. Masjid ini dikenal sebagai tempat tersuci ketiga dalam Islam setelah Mekah dan Madinah. Luas Masjid Al-Aqsa sekitar 144.000 meter persegi dan mencakup berbagai bagian, termasuk halaman, menara, dan bangunan tambahan.
Agresi Rezim Zionis terhadap Masjid Al-Aqsa
Agresi terhadap Masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci lainnya di Al-Quds merupakan salah satu masalah paling penting dan kontroversial dalam sejarah kontemporer kota tersebut. Setelah berdirinya rezim Zionis pada tahun 1948, rezim tersebut secara bertahap berusaha meningkatkan kendalinya atas kota Al-Quds dan tempat-tempat sucinya.
Salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah Masjid Al-Aqsa adalah Perang Enam Hari pada tahun 1967, di mana rezim Zionis menduduki Al-Quds Timur. Dalam perang ini, Masjid Al-Aqsa dan tempat-tempat suci lainnya terkena dampak, dan rezim Zionis memperoleh kendali penuh atas area tersebut. Setelah menduduki Al-Quds, rezim Zionis mulai menghancurkan dan mengubah struktur tempat-tempat suci. Tindakan ini mencakup pembangunan baru di sekitar Masjid Al-Aqsa dan pembatasan akses umat Muslim ke lokasi tersebut.
Beda Masjid Al-Aqsa dan Masjid Kubah Shakhrah
Masjid Al-Aqsa dan Masjid Kubah Shakhrah adalah dua tempat suci terpisah di kota Al-Quds yang sering kali keliru dianggap sama. Meskipun kedua lokasi tersebut berada dalam kompleks situs suci, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
Masjid Al-Aqsa dikenal sebagai situs yang lebih besar dan lebih komprehensif, meliputi halaman yang luas, menara, dan berbagai bangunan. Masjid ini dikenal sebagai tempat beribadah dan berkumpulnya umat Islam.
Masjid Kubah Shakhrah dikenal sebagai bangunan khusus dan unik yang terletak di tengah kompleks Masjid Al-Aqsa. Kubah Shakhrah, yang terkenal dengan kubah emas dan keindahan arsitekturnya, telah menjadi tempat untuk memperingati kenaikan Nabi Muhammad ke langit.
Agresi rezim Zionis terhadap tempat ini dan perubahan yang dilakukan terhadap strukturnya dapat dianggap sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.(sl)