Naskah “Cariosan Prabu Siliwangi” Berada di Musium Prabu Geusan Ulun

Sejarah195 Dilihat

SINARPAGINEWS.COM, KAB SUMEDANG – Naskah “Cariosan Prabu Siliwangi”  berada di musium Prabu Geusan Ulun Sumedang sudah dalam bentuk Book HTML 5.

Awal ditemukanya Buku “Cariosan Prabu Siliwangi”, ditulis di atas daluang, atau kertas kulit kayu (1675) Milik Pangeran Panembahan / Rangga Gempol 3 (1656-1706). Koleksi Museum Prabu Geusan Ulun, Sumedang Larang.

Dimana Naskah “Cariosan Prabu Silihwangi”  adalah salah satu karya sastra Sunda yang menceritakan kisah seorang tokoh legendaris bernama Prabu Siliwangi. Kisah ini merupakan perpaduan antara sejarah, mitos, dan tradisi lisan Sunda, yang menggambarkan masa keemasan Kerajaan Pajajaran.

Berikut adalah ringkasan dan analisis dari Naskah tersebut:
Isi dan Plot Cerita
Cerita dimulai dengan tokoh utama, Pamanahrasa (yang juga dikenal sebagai Prabu Silihwangi), seorang pangeran yang mengalami berbagai cobaan dan tantangan dalam hidupnya. Ia adalah putra mahkota Kerajaan Pajajaran yang dihasut dan difitnah oleh pamannya, Parbamenak, yang ingin merebut takhta.

Pengasingan dan Penderitaan
Pamanahrasa dipaksa meninggalkan keraton dan berkelana ke berbagai tempat. Dalam perjalanannya, ia menemukan seorang gadis cantik bernama Ambetkasih, putri Ki Gedeng Sindangkasih, yang kemudian menjadi pendamping setiaannya. Mereka menikah dan hidup bahagia, namun konflik dengan Parbamenak tidak berakhir.

Pertempuran dan Kemenangan
Pamanahrasa akhirnya berhasil menghimpun kekuatan rakyat dan kembali ke Pajajaran untuk merebut takhta yang merupakan haknya. Dengan keberanian dan kebijaksanaannya, ia berhasil mengalahkan Parbamenak dan memulihkan kedamaian di kerajaan.

Kisah Cinta dan Persahabatan
Selain konflik politik, kisah ini juga menyoroti hubungan cinta antara Pamanahrasa dan Ambetkasih, serta persahabatan yang erat antara Siliwangi dengan para pengikut setianya.

Sejarah 
Naskah Cariosan Prabu Siliwangi tidak hanya sekadar kisah fantasi, melainkan juga mencakup elemen sejarah yang dapat ditarik dari berbagai sumber, seperti:
Prabu Sri Baduga Maharaja
Menurut beberapa penelitian, tokoh Prabu Siliwangi diyakini merujuk pada Raja Sri Baduga Maharaja (1482–1521), seorang raja terbesar Kerajaan Pajajaran yang memerintah di Pakuan Pajajaran (sekitar Bogor modern). Ia dikenal sebagai raja bijaksana yang membawa kemakmuran bagi rakyatnya

Naskah-Naskah Kuno
Kisah ini tercatat dalam beberapa naskah Sunda Kuno, seperti Sanghyang Siksa Kandang Karesian, Carita Parahiyangan, dan Carita Purwaka Caruban Nagari. Naskah-naskah ini menunjukkan bahwa Prabu Siliwangi bukan hanya tokoh mitos, melainkan juga seorang tokoh sejarah yang sangat dihormati

Nilai dan Makna Budaya Sunda
Naskah ini merupakan bagian penting dari tradisi lisan dan sastra Sunda. Ia menggambarkan nilai-nilai luhur Sunda, seperti keberanian, keadilan, dan kesetiaan.

Sebagai Teladan
Prabu Siliwangi digambarkan sebagai seorang raja ideal yang adil, bijaksana, dan dicintai rakyatnya. Kisahnya menjadi inspirasi bagi masyarakat Sunda untuk memahami pentingnya kepemimpinan yang baik.

Dari segi Mitos dan Sejarah
Meskipun bersifat semi-mitologi, kisah ini tetap memiliki landasan sejarah yang kuat. Ia mencerminkan kejayaan Kerajaan Pajajaran sebelum kedatangan Islam di Tatar Sunda

Akhir Penutup
Naskah Cariosan Prabu Siliwangi adalah kisah yang menarik dan penuh makna, yang menggabungkan antara sejarah, mitos, dan budaya Sunda. Ia tidak hanya memberikan gambaran tentang masa lalu Kerajaan Pajajaran, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral yang masih relevan hingga hari ini. Bagi masyarakat Sunda, Prabu Siliwangi tetap menjadi simbol kebanggaan dan inspirasi.

Oleh; Warya Sumirta Manggala,SE.

Sumber dari sejarah  Sumedang