SINARPAGINEWS.COM, PBB – Volker Türk merujuk laporan yang sangat mengkhawatirkan yang diterimanya mengenai pembunuhan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, di Suriah, dan mengatakan,”Pembunuhan warga sipil di wilayah pesisir di barat laut Suriah harus segera dihentikan.”
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia lebih lanjut menegaskan,”Kami telah menerima laporan mengenai pembunuhan massal terhadap kelompok minoritas agama dan etnis oleh pelaku yang tidak diketahui, pasukan pemerintah sementara Suriah, serta elemen-elemen yang terkait dengan pemerintahan sebelumnya”.
Ia menyebutkan bahwa kelompok yang meneror warga sipil harus dimintai pertanggungjawaban.
Turk menekankan,”Penyelidikan yang cepat, transparan, dan tidak memihak harus dilakukan terhadap semua pembunuhan dan pelanggaran lainnya, dan para pelaku kejahatan ini harus dimintai pertanggungjawaban atas tindakan mereka sesuai dengan norma dan standar hukum internasional”.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia lebih lanjut menjelaskan,”Peristiwa-peristiwa ini, serta terus meningkatnya ujaran kebencian di ruang nyata dan virtual, sekali lagi menegaskan perlunya mempercepat proses pengalihan kekuasaan di Suriah kepada pemerintah nasional, inklusif, bertanggung jawab, dan berorientasi pada keadilan.”
Selama beberapa hari terakhir, terjadi peningkatan ketegangan dan bentrokan berdarah yang disulut aksi pasukan keamanan pemerintahan baru Damaskus di wilayah barat Suriah.
Kebijakan pemerintah baru Suriah telah memicu kemarahan yang meluas di kalangan Alawi, yang menyebabkan demonstrasi yang dimulai pada hari Kamis di kota Qardaha, Jabla, Latakia, Tartus, Homs, dan Masyaf.
Menanggapi demonstrasi damai ini, pasukan militer yang berafiliasi denganrezim Al-jolani melepaskan tembakan langsung ke arah para pengunjuk rasa.
Pertempuran dengan cepat menyebar ke wilayah pesisir Suriah, dan di provinsi Latakia serta kota Haffa, Al-Mukhtariyah, dan Al-Shir.
Pertermpuran sengit terjadi antara pasukan keamanan pemerintah sementara Suriah dan individu bersenjata, yang sejauh ini telah mengakibatkan kematian sejumlah orang Alawi.(PT)