PE FKIP UPS Berikan Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Kedelai dan Pelet Ikan Lele

Pendidikan151 Dilihat
banner 468x60

SINARPAGINEWS.COM, TEGAL – Segenap dosen Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pancasakti Tegal (PE FKIP UPS) melakukan Pengabdian Masyarakat “Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Kedelai Menjadi Produk Pupuk Organik Cair (Poc) Dan Pelet Ikan Lele di kelurahan Tunon Kota Tegal” untuk Pemberdayaan Lingkungan melalui Pengelolaan Limbah Kedelai untuk Menciptakan Lingkungan yang bersih di Kelurahan Tunon, Senin (16/12/2024).

Kegiatan ini di selenggarakan di Kelurahan Tunon Kota Tegal. Kegiatan ini dihadiri oleh Ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) PKK Kelurahan Tunon sejumlah 35 orang dan pejabat sekitar.

banner 336x280

Kegiatan ini dilakukan oleh: Dr. Dewi Amaliah Nafiati, S. Pd., M. Si. (Dosen Pembimbing Kewirausahaan), Neni Hendaryati, M.Pd. (Ketua Program Studi Pendidikan Ekonom) dan Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP UPS.

“Pupuk organik adalah pupuk yang diproduksi secara alami dan tidak menggunakan bahan-bahan kimia tambahan yang bisa berbahaya bagi lingkungan. Penggunaan pupuk organik cair merupakan alternatif yang lebih ramah lingkungan dan sehat dibandingkan dengan pupuk kimia” tutur Dr. Dewi Amaliah Nafiati, S. Pd., M. Si.

Dikatakannya, Pemanfaatan limbah air tempe menjadi pupuk organik cair merupakan solusi yang efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pupuk organik cair kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Pupuk ini juga dapat membantu meningkatkan kualitas tanah dan menjaga Kesehatan tanaman. Pupuk organik cair tidak hanya meningkatkan kesuburan tanaman, tetapi juga aman bagi manusia dan lingkungan.

Lebih lanjut disampaikan Neni Hendaryati M.Pd, penggunaan limbah kedelai berupa ampas tahu sebagai pakan ikan lele memiliki beberapa manfaat diantaranya mengurangi biaya pakan, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkanpencernaan makanan. Pengolahan ampas tahu menjadi pellet akan memperpanjang jangka waktu simpannya. Pakan yang dihasilkan memiliki kandungan protein yang mencukup standar minimal 40%, serta nutrisi lainnya yang esensial untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan Kesehatan ikan lele. Selain itu, proses ini tidak hanya mengurangi biaya operasional dalam budidaya ikan lele, tetapi juga mendukung prinsip keberlanjutan dengan memanfaatkan limbah kedelai ampas tahu secara efisien.

Dr. Dewi Amaliah Nafiati, S. Pd., M. Si. menyampaikan, Pengolahan limbah kedelai di Kelurahan Tunon Kota Tegal, perlu mendapat perhatian khusus karena wilayah ini dikenal dengan banyaknya usaha kecil yang bergerak di bidang produksi tahu dan tempe. Limbah dari proses produksi ini, jika dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan, dapat menimbulkan pencemaran air dan tanah yang berdampak negatif bagi kesehatan masyarakat sekitar.

Sosialisasi mengenai pengolahan limbah kedelai sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada para pengusaha dan warga agar mereka dapat mengelola limbah dengan cara yang ramah lingkungan, sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga.

“Selain menjaga kelestarian lingkungan, sosialisasi pengolahan limbah kedelai juga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan mengetahui teknik pengolahan limbah yang tepat, masyarakat dapat mengurangi bau tidak sedap serta potensi penyakit yang disebabkan oleh limbah cair yang tidak diolah. Selain itu, melalui sosialisasi ini, masyarakat dapat memanfaatkan teknologi sederhana untuk mengubah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti pupuk organik atau biogas. Dengan demikian, pengolahan limbah kedelai tidak hanya menjadi solusi lingkungan, tetapi juga peluang untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga.” tambahnya.

Pengelolaan limbah kedelai yang baik dapat mendukung keberlanjutan usaha kecil dan menengah (UKM) di Kelurahan Tunon. Jika UKM mampu menerapkan metode pengolahan limbah yang efektif, citra usaha mereka akan meningkat sebagai usaha yang peduli lingkungan.

Hal ini bisa membuka peluang untuk memperluas pasar dan menarik lebih banyak konsumen yang peduli terhadap produk ramah lingkungan. Sosialisasi ini juga dapat memotivasi kolaborasi antarwarga dalam membentuk kelompok atau komunitas pengelola limbah yang dapat menjadi contoh positif bagi wilayah lainnya.(hid/fit).

banner 336x280