Mahkota Binokasih Merupakan Peninggalan Kerajaan Sumedang Larang

Sejarah267 Dilihat

SINARPAGINEWS.COM, KAB.SUMEDANG – Mahkota Binokasih merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Pajajaran yang diserahkan kepada Kerajaan Sumedang Larang dimasa kepemimpinan Prabu Geusan Ulun Pangeran Kusumadinata II.

Pada Jumat, 22 April 1578 yang bertepatan dengan hari Idul Fitri, Ratu Pucuk Umum dan Pangeran Kusumahdinata I (Pangeran Santri) menerima  utusan dari Kerajaan Pajajaran atas perintah dari baginda Raja Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi).

Mahkota Binokasih – yang dibuat pada masa Prabu Bunisora (1357-1371) – dan seluruh pakaian atribut kerajaan..

Kerajaan Pajajaran saat itu mengalami desakan yang hebat dari serangan pasukan gabungan Banten, Cirebon, dan Demak.

Menurut Pusaka Nusantara III dan Krethabumi I disebutkan bahwa “Pajajaran sirna ing ekadasa suklapaksa Wesakamasa sewu limang atus punjul siki ilang Sakakala” (Pajajaran runtuh pada tanggal sebelas bagian terang bulan Wesaka tahun 1501 Saka).

Maka dari itu, penyerahan Mahkota Binokasih dan seluruh atribut kerajaan oleh Prabu Siliwangi dimaksudkan karena Kerajaan Sumedang Larang yang bisa  menjadi penerus kekuasaan Pajajaran yang Sah.

Mahkota tersebut lalu diserahkan pada penguasa Sumedang Larang, Pangeran Angkawijaya yang pada hari itu juga dinobatkan sebagai raja Sumedang Larang  pada tanggal 22 April 1578 menjadi Raja Sumedang Larang terakhir,   dengan gelar “Prabu Geusan Ulun”.

“Ghesan Ulun nyakrawartti mandala ning Pajajaran kangwus pralaya, ya ta sirna, ing bhumi Parahyangan. Ikang kedatwan ratu Sumedang haneng Kutamaya ri Sumedangmandala (Geusan Ulun memerintah wilayah Pajajaran yang telah runtuh yaitu: “Sirna di bumi Parahyangan,”  (Pustaka Kertabhumi 1-2 red) mengenai Prabu Geusan Ulun yang mewarisi bekas wilayah Pajajaran.

Dalam sejarah catatan di Sumedang (Desa Padasuka) dan Sejarah lainya, pada masa penyerahan mahkota Binakasih  dari Kerajaan Pajajaran  ke Kerajaan Sumedang Larang ada sejumlah petinggi Kerajaan Pajajaran yang turut berserta 4 Kandaga Lente ke Kerajaan Sumedang Larang diantaranya adalah:

1. Raden Aji Mantri (putranya Prabu Surya Kencana Ragamulya / Panembahan Prabu Nusiya Mulya / Prabu Haris Maung), Sebagai penyangga Pajajaran, lalu ditempatkan di Sumedang menjadi Papatok Pajajaran. Prabu Harismaung menikah dengan Ratna gumilang, berputra Aji Mantri.
2. Jaya Perkasa (Sanghyang Hawu), nama aslinya Jaya Kusumah atau terkenal dengab nama Mbah Jaya Perkosa.
Kandaga Lente ini bersama wadya balad sarewu dari Pulosari Pandeglang Banten sewaktu Pajajaran burak di jaman Prabu Nusiya Mulya (Prabu Surya Kancana / Panembahan Pulosari / Prabu Seda).
3. Dipati Wirajaya (Nangganan), Nama aslinya Dipati Wirajaya (Nangganan).
4. Batara Pancar Buana (Terong Peot). Batara Pancar Buana atau Terong Peot atau Ki Jagalawang.
5. Batara Kondang Hapa
6. Prabu Layang Kusumah, dari Mandala Kabataraan Gunung Pancar Bagor.
7. Nay Mayang Kusumah, dari Mandala Kabataraan Gunung Pancar Bagor, adiknya Layang Kusumah.
8. Kadiran, Suaminya Mayang Kusumah dari Limbangan Garut, yang terpikat oleh Nay Mayang Kusuma.
9. Sutra Bandera dan Sutra Pangumbar.
10. Sacapati
11. Sacawangi
12. Ki Amuk Laksa Geni.
13. Kiyai Guntur Geni.
14. Jenggala Wangi
15. Rangga Surya
16. Rangga Surya Geni
17. Jati Sarana
18. Gagak Lumayung (bersambung)

Oleh: Warya Sumirta Manggala,SE.

Sumber: Sejarah – Lacak Luluhur Sumedang