Puji Prihatiningsih: Sekolah Lansia Adalah Gerakan Besar, Bukan Sekadar Seremonial

SINARPAGINEWS.COM, JAKARTA  – Lansia bukanlah akhir dari perjalanan hidup, melainkan fase berharga untuk terus berkarya, berbagi pengalaman, dan memberi inspirasi bagi generasi setelahnya.

Pesan penuh makna inilah yang mengemuka dalam pembukaan Sekolah Lansia Ratu Sinuhun Srikandi TP Sriwijaya, yang digelar di Pejaten Suite, Jakarta Selatan, pada 30 Agustus 2025.

Acara bersejarah tersebut dihadiri lebih dari 70 peserta dari berbagai latar belakang. Mereka langsung mengikuti rangkaian program pembelajaran yang dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas hidup lansia secara berkelanjutan.

Dengan mengusung tema “Menjadikan Lansia Srikandi TP Sriwijaya Tetap Aktif, Sehat, Mandiri, dan Tangguh dalam Menjalani Kehidupan di Usia Senja”, sekolah ini hadir sebagai jawaban nyata atas kebutuhan masyarakat.

Dalam sambutannya, Puji Prihatiningsih, Sp.Si., MM., Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lanjut Usia dan Rentan BKKBN, menegaskan bahwa sekolah lansia tidak boleh dipandang sebagai kegiatan seremonial semata.

“Ini adalah momentum permulaan dari sebuah gerakan. Sekolah lansia berbasis komunitas ini nantinya akan dikembangkan di lingkungan masing-masing. Lansia bukan untuk berhenti berkarya, melainkan menjadi penyandang usia lansia yang indah,” ungkap Puji penuh semangat.

Ia mengingatkan, “Lansia pernah menjadi muda, tetapi yang muda belum tentu akan menjadi lansia. Ini adalah anugerah luar biasa yang patut kita syukuri.” Dalam tulisannya, Senin (8/9/2025).

Lebih lanjut Ia mengungkapkan, Indonesia saat ini menghadapi bonus demografi lansia. Berdasarkan data, jumlah penduduk usia lanjut telah mencapai 12 persen pada 2024/2025 dan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang.

Tantangan yang muncul tidak ringan, mulai dari dominasi lansia di sektor informal, rendahnya kepesertaan jaminan kesehatan, hingga terbatasnya akses pendampingan jangka panjang.

Karena itu, Puji menegaskan pentingnya kolaborasi lintas kementerian dan lembaga. BKKBN yang kini bertransformasi menjadi Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga terus bersinergi dengan Kemenkes, Kemenaker, serta mitra lain untuk mengawal peningkatan kualitas hidup lansia.

Sebagai langkah konkret, Kementerian Ketenagakerjaan telah membuka dua unit baru, yakni Direktorat Tenaga Kerja Penempatan Khusus dan Direktorat Pelatihan Vokasional, yang bisa diakses juga oleh kalangan lansia.

Sekolah Lansia Ratu Sinuhun menghadirkan kurikulum dan kegiatan inovatif, di antaranya:

Kurikulum Lansia Tangguh: mencakup kesehatan, spiritualitas, hingga keterampilan praktis.

SIDAYA (Lanjut Usia Berdaya): kartu identitas lansia yang ke depan diharapkan memberi berbagai fasilitas khusus.

Pelatihan Konten Kreator Lansia: bekerja sama dengan Kemdigi dan Kemensos, agar lansia bisa beradaptasi di era digital dan berwirausaha online.

Pemeriksaan kesehatan rutin, literasi kewirausahaan, dan pendampingan psikososial.

Dikatakannya, menurut Ayu Nyimas Aliah, SE., S.Sos., M.Ikom., sekolah lansia merupakan pendidikan informal sepanjang hayat yang ditujukan bagi masyarakat usia 60 tahun ke atas. “Tujuannya adalah menciptakan lansia yang sejahtera, bahagia, dan berdaya,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Puji Prihatiningsih juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai mitra pendukung, antara lain:

Dr. H. Sudirman D. Hury, S.H., M.M., M.Sc. – Ketua Umum TP Sriwijaya

Nyimas Aliah, SE., S.Sos., M.Ikom. – Ketua Umum Srikandi TP Sriwijaya

Dr. Abdul Hamid, M.P. – Keynote Speaker

Dr. Ir. Lies Rosdianty, M.Si. – Kepala Sekolah Lansia Ratu Sinuhun & Wasekjen DPN Persatuan Pensiunan Indonesia

dr. Soeharijanto Ary Soekadi, MPsiT, SpKKLP – Direktur Indonesia Ramah Lansia DKI Jakarta

Para narasumber, fasilitator, serta peserta angkatan pertama sekolah lansia.

Sekolah Lansia Ratu Sinuhun TP Sriwijaya diyakini akan menjadi gerakan positif yang memberi dampak luas, tidak hanya bagi lansia, tetapi juga keluarga, komunitas, dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

“Usia bukanlah batas, melainkan momentum untuk melanjutkan perjalanan hidup yang lebih bermakna. Mari kita jadikan sekolah lansia sebagai gerakan bersama: menghormati masa lalu, memberdayakan masa kini, dan menginspirasi masa depan,” pungkas Puji. ***(Guffe).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *