Situs Sejarah Maqom Mahmud di Cigondewah Kabupaten Bandung

Sejarah317 Dilihat

SINARPAGINEWS.COM, KAB.BANDUNG – Maqom Mahmud terletak di Kampung Mahmud Kecamatan Mekar Rahayu, Kabupaten Bandung.

Di kampung inilah terdapat suatu kawasan pemakaman salah seorang leluhur spiritual di Tatar Sunda yang bernama Raden Haji Abdulmanap. Sedangkan oleh para turunannya beliau disebut dengan gelar “Dalem Mahmud” dan oleh masyarakat sekitar dijuluki “Eyang Dalem” atau “Eyang Mahmud”.

Latar Belakang Nama Mahmud.
Tokoh R.H. Abdulmanap atau “Mahmud” (diperkirakan 1645 – 1725 M) tidak dapat dipisahkan dari penguasa pemegang kekuasaan saat itu, yaitu sebagai pimpinan pemerintah daerah yang sekarang disebut Mahmud.

Diriwayatkan oleh R.H. Mangkurat Natapradja (Lurah Desa Babakan Ciparay tahun 1915-1950)  masih keturunan Generasi ke 9 Dalem Mahmud) bahwa Bupati saat itu yaitu Dalem Dipati Agung Suriadinata, mempunyai seorang Putra yang bernama Dalem Nayadireja. Dalem Nayadreja mempunyai seorang Putra yang kemudian diberi nama R.H. Abdulmanap atau “Dalem Mahmud”..

Beliau pergi berziarah ke Tanah Suci Mekkah untuk menunaikan rukun Islam yang ke lima, beribadah haji. menurut riwayat yang diterima dari R. Endih Natapradja ketika beliau berada di depah Ka’bah, beliau bertafakur dan munajat kepada Allah s.w.t. dan atas ridha Allah beliau telah mendapatkan wangsit.

“Kamu hurus mengambil segenggam tanah dari pelataran Ka’bah ini untuk di bawa pulang ke tanah air. Setibanya di kampung halamanmu tanah itu harus ditebarkan di pelataran rumah kemudian namailah kampungmu itu dengan nama “Mahmud”.

Kemudian kampung Mahmud itu harus dijadikan kawasan “haraam” (tanah suci) yaitu tidak boleh dikunjungi dan diinjak oleh seseorang yang tidak beragama Islam”

“Selanjutnya tandailah dengan sebuah Tugu yang menjadi tanda bahwa tanah itu adalah tanah haraam”.
Demikianlah kurang-lebih “wangsit” yang diterima oleh “dalem Mahmud” ketika itu yang kemudian semuanya itu dilaksanakan oleh beliau sepulangnya dari Mekkah.

Sepulangnya dari Mekkah dan setelah menjadi haji, maka nama beliau diganti menjadi Haji Abdulmanap.
Mahmud sebagai Pusat Pelajaran Spiritual Islam.

Setelah kampung itu diberi nama Mahmud, tempat ini berkembang menjadi salah satu pusat pelajaran Sipritual Islam terkenal di Tatar Sunda.

Keturunan Eyang Dalem Mahmud

Eyang Dalem Mahmud H. Abdulmanap diperkirakan lahir tahun 1645 dan wafat tahun 1725. Beliau mempunyai seorang Putra bernama Raden Saedi. Terkenal dengan julukan Embah Saedi yang lahir kira-kira tahun 1670 mempunyai Putra bernama Raden Jeneng lahir sekitar tahun 1695.

Embah Jeneng mempunyai seorang Putra bernama Raden Jamblang lahir sekitar tahun 1720.Raden Jamblang mempunyai Putra yang dinamai Raden Brajayudha I atau Brajajudha Sepuh yang lahir sekitar tahun 1745.

Mengapa diberi julukan Brajayudha I atau Sepuh, karena kelak beliau mempunyai cucu yang bernama Brajayudha juga dan untuk membedakan keduanya maka diberi panggilan Sepuh.

Sedangkan cucunya kelak diberi julukan Brajayudha II atau Brajayudha Anom. Keduanya sekarang dimakamkan di kawasan Mahmud sebelah selatan kurang lebih 300 meter dari makam utama.

Rd. Brajayudha I mempunyai putra yang bernama Raden Haji Abdul Jabar yang lahir sekitar tahun 1770. Rd. H. Abdul Jabar adalah seorang ahli yang pernah diminta nasihatnya oleh Bupati saat itu yaitu R.A.A. Wiranatakusumah II yang berkedudukan di Citeureup sebagai ibukota Kabupaten Bandung saat itu.

Nasihat yang beliau berikan pada waktu itu yang berkenan dengan perpindahan Ibukota kabupaten dari Citeureup ke kawasan Bandung sekarang. Kisah ini dicatat dalam sebuah catatan sejarah atau sebuah buku “Panineungan Tuturus “Bandung”.(*)

Hingga sekarang, terdapat urutan silsilahnya leluhur dan keturunannya sebagai  berikut:

.Prabu Linggawastu
.Prabu Mundingkawati (Siliwangi I)
.Prabu Anggalarang (Siliwangi II)
.Parubu Pucuk Umum (Siliwangi III)
.Prabu Anggalarang (Siliwangi IV)
.Prabu Seda (Siliwangi V)
.Prabu Guru Bantangan
.Prabu Lingga Pakuan
.Panandean Ukur
.Dipati Ukur Ageung
.Dipati Ukur Anom
.Dipati Ukur Delem Suriadinata
.Dalem Nayadireja (Sontak Dulang)
.Raden Haji Abdul Manaf
.Raden Saedi
.Raden Jeneng
.Raden Jamblang
.Raden Brajayuda Sepuh (Jagasatru I)
.Raden Haji Abdul Jabar (Jagasatru II)
.Raden Brajayuda Anom (Jagasatru III)
.Raden Haji Mangkurat Natapradja (H. Abdulmanap)

Sedangkan silsilah Zainal Arif, nyambung kepada Syekh Haji Abdul Muhyi di
Pamijahan, Tasikmalaya.

Syekh Abdul Muhyi
Sembah Dalem Bojong
Sembah Eyang Samadien
Sembah Eyang Asmadien
Sembah Eyang Zainal Arif [3]
Embah Ta’limudin
KH. Marjuki (Mama Prabu Cigondewah)

 

 

Oleh : Warya Sumirta Manggala,SE

Sumber www.ahmadsahidin.wordpress.com