SINARPAGINEWS.COM, GARUT – Program Perhutanan Sosial di Kabupaten Garut kembali mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. Ir. Nandang Sudrajat, Tenaga Ahli (TA) Kementerian Pertanian RI, melakukan kunjungan kerja ke lokasi Kelompok Tani Hutan (KTH) Karya Mekar Lestari di Desa Karya Mekar, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, pada [tanggal kegiatan]. Kunjungan ini difasilitasi langsung oleh DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Garut yang dipimpin oleh H. Mamat Acek.
Dalam agenda tersebut, Nandang Sudrajat secara khusus meninjau lokasi Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK) yang telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial dengan masa pengelolaan selama 35 tahun. Ketua KTH Karya Mekar Lestari, Ade Juhana, menyampaikan apresiasinya atas dukungan berbagai pihak yang telah mendorong terbitnya SK Perhutanan Sosial tersebut.
“Bapak Haji Nandang kami ajak langsung ke lokasi KHDPK agar dapat melihat secara nyata potensi dan progres pengelolaan hutan masyarakat yang sedang kami jalankan,” ujar H. Mamat Acek, Ketua DPD Tani Merdeka Indonesia Kabupaten Garut.
Dalam kesempatan yang sama, Nandang Sudrajat menyampaikan paparan mengenai program hilirisasi pertanian, dengan fokus khusus pada komoditas kopi Garut yang memiliki potensi besar sebagai pemasok kopi nasional. Di hadapan unsur Muspika Kecamatan Pasirwangi, para kepala desa, serta sekitar 34 ketua KTH dari berbagai wilayah di Kabupaten Garut, Nandang menegaskan bahwa kebijakan hilirisasi yang digagas Kementerian Pertanian bertujuan meningkatkan nilai tambah produk pertanian, agar tidak hanya dijual dalam bentuk bahan mentah.
“Hilirisasi ini bukan hanya tentang pengolahan hasil pertanian, tetapi juga tentang peningkatan kesejahteraan petani, penciptaan lapangan kerja di desa, dan penguatan ketahanan pangan nasional,” ungkap Nandang dalam sambutannya.
Poin Penting Program Hilirisasi Kementan RI
1. Meningkatkan Kesejahteraan Petani: Produk pertanian akan diolah menjadi barang jadi atau setengah jadi dengan nilai jual lebih tinggi, mengurangi ketergantungan pada harga bahan mentah yang fluktuatif.
2. Ciptakan Lapangan Kerja: Pembangunan pabrik pengolahan di daerah sentra produksi membuka peluang kerja baru, mengurangi urbanisasi.
3. Perkuat Ketahanan Pangan: Pengolahan dalam negeri menekan ketergantungan pada impor dan memperkuat stok nasional.4. Dorong Ekonomi Lokal: Hilirisasi menjadikan daerah sebagai pusat industri pertanian berdaya saing.
Kementan menyiapkan anggaran triliunan rupiah untuk mendukung hilirisasi melalui program peremajaan tanaman, pembangunan pabrik pengolahan, hingga penguatan ekosistem industri pertanian yang melibatkan universitas, sektor swasta, dan kementerian terkait.
Acara kunjungan ini dihadiri oleh Camat Pasirwangi Bambang, jajaran Polsek Pasirwangi, Danramil, perwakilan Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Jawa Barat, Dinas Pertanian Kabupaten Garut, serta para kepala desa dari Desa Sarimukti dan Desa Karya Mekar sebagai tuan rumah. Kehadiran para pemangku kepentingan ini menjadi bukti dukungan lintas sektor dalam mengawal suksesnya program Perhutanan Sosial dan hilirisasi pertanian di Kabupaten Garut.
Dengan kunjungan ini, diharapkan Garut dapat terus memperkuat posisinya sebagai lumbung kopi nasional, sekaligus menjadi model pengelolaan KHDPK yang produktif, berkelanjutan, dan menyejahterakan masyarakat.(Nandy)