Khutbah Jumat, Agama dan Beragama di Masjid Al Amanah GBI Bandung

Khotib: Ustadz Arie Iskandar, S.Ud

Nasional, Pendidikan386 Dilihat
banner 468x60

SINARPAGINEWS.COM, BOJONGSOANG – Mengingatkan kepada umat Islam untuk beragama dengan memeluk agama Islam sepenuh hati dan jiwa. Mari kuatkan keislaman, keimanan dan praktikkan esensi ajaran agama. Jangan sekali-kali menjadikan agama sebagai prilaku formalitas dengan hanya menjalankan ibadah-ibadah mahdhah semata namun menafikan dan abai terhadap nilai-nilai ajarannya seperti kemanusiaan, kejujuran, saling menghormati, dan tidak berbuat dzalim kepada orang lain.

Pada kesempatan kali ini Redaksi, menyampaikan petikan Khutbah Jumat Ustadz Arie Iskandar, S.Ud dengan judul “Agama dan Beragama” di Masjid Al Amanah RW 07 Perumahan Griya Bandung Indah (GBI), Desa Buahbatu, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jumat (24/1/2025). Silahkan disimak, semoga bermanfaat.

kpu

Khutbah 1. Tuhan, Ibadah, Rosul dan Kitab Suci

“Orang yang beragama Islam mesti mengetahui 4 hal ini : 1). Tuhan, 2). Peribadatan (aturan yang mesti ditaati), 3). Utusan Tuhan (Rosul, orang suci/disucikan), dan 4). Kitab suci,” kata Ustadz Arie saat membuka tausyiahnya.

Dalam QS Al Kafirun ayat 2 dan 3, kata Ustadz Arie, membicarakan tentang ketuhanan (tauhid-laa ilaha illa Alloh).

“Dimana  ayat 4 dan 5 membicarakan tentang cara beribadah (aturan yang mesti di taati manusia yang meniscayakan utusan Tuhan kepada manusia yakni rosul). Jika aturan itu dikitabkan maka itulah kitab suci,” ujar Ustadz Arie.

Menurut Ustadz Arie, pada ayat 6 itu membicarakan bahwa islam bukan satu-satunya agama yang ada meskipun Islam adalah satu-satunya agama yang benar yang lain adalah salah, sesat dan celaka.

“Semua usaha muslim untuk menyamakan ataupun menyerupakan agamanya dengan agama yang lain adalah tercela. Menyamakan kebenaran agamanya dengan agama lain adalah tercela. Menyamakan Tuhan, ajaran agama (peribadatan) dan kitab suci Islam dan agama lain adalah tercela. Bahkan usaha untuk menyerupai agama lain pun sama tercela,” ungkapnya.

wa lâ talbisul-ḫaqqa bil-bâthili wa taktumul-ḫaqqa wa antum ta‘lamûn

Artinya: Janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (jangan pula) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahui(-nya) (QS Al-Baqarah ayat 42).

“siapa yang menyerupai satu kaum maka dia bagian dari kaum itu” HR. Abu Dawud, (4031).

Khutbah 2. Kesadaran, Pengetahuan dan Kewajiban Manusia

“Tiga hal yang harus ada secara niscaya pada manusia yang beragama yaitu: 1). Berkesadaran, 2). Berpengetahuan/pemahaman, dan 3). Berkewajiban,” kata Ustadz Arie.

Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.

wa mâ khalaqtul-jinna wal-insa illâ liya‘budûn

Artinya: Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku (QS Adz-Dzariyat ayat 56).

“Ibadah adalah taat aturan syari’at dengan cara mengerjakan yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang. Dengan demikian maka kita bisa artikan ayat diatas dengan “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk mentaati aturan Ku,” ujarnya.

Aturan syari’at adalah aturan yang dibuat oleh Allah SWT dan Rasul-Nya (Quran dan Sunnah). Aturan dibuat harus ada yang diaturnya, maka dari itu Allah SWT membuat yang diaturnya dengan cara menciptakan manusia dan jin.

“Maka dari itu manusia diciptakan untuk diatur, bukan membuat aturan atau mengkritisi aturan. Manusia diciptakan untuk diatur ini disebut dengan kesadaran. Tidak sedikit manusia yang beragama Islam tapi tidak memiliki kesadaran,” kata Ustadz Arie.

“Sehingga hidupnya bebas seolah tanpa aturan. Kehidupan saya terserah saya, harta saya terserah saya, perusahaan saya terserah saya, pekerjaan saya terserah saya, rumah tangga saya terserah saya, istri saya terserah saya, anak saya terserah saya,” tuturnya.

a yaḫsabul-insânu ay yutraka sudâ

Artinya: Apakah manusia mengira akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban) (QS Al-Qiyamah ayat 36).

Setelah sadar kata Ustad Arie, manusia harus mengetahui aturan syari’atnya itu sendiri.

“Maka manusia harus mengetahui dan memahami Al-Quran dan As-Sunnah. Maka dari itu segala usaha manusia untuk mengetahui aturan syari’at adalah wajib. Ini disebut dengan berpengetahuan,” ujarnya.

Setelah berkesadaran dan berpengetahuan, maka manusia harus mengetahui kewajibannya selama hidup di dunia adalah beribadah yakni mentaati aturan syari’at. Ini yang disebut dengan berkewajiban.

“Setelah manusia berkesadaran diciptakan untuk diatur dan berpengetahuan (Quran dan Sunnah) juga berkewajiban (beribadah-taat aturan syariat), maka yang diharapkan adalah manusia yang memiliki slogan hidup Sami’na wa atho’na “kami mendengar dan kami taat”.  (slogan Muslim) bukan Sami’na wa ‘ashaina “kami mendengar ucapanmu akan tetapi kami tidak akan taat kepada perintahmu”  (slogan Yahudi),” pungkasnya.

banner 336x280