Menlu RI – Austria, Indonesia Ajak Austria Akui Palestina

Menlu RI – Austria, Indonesia Ajak Austria Akui Palestina Red

SINARPAGINEWS.COM, WINA - Dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Australia, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Austria, Alexander Schallenberg di Wina Austria, pada Selasa (25/6) untuk membahas berbagai kerja sama bilateral dan global, khususnya isu Palestina.

Menlu RI mendorong Austria dapat mulai mempertimbangkan untuk mengakui Palestina, sebagai suatu langkah yang konsisten atas dukungan Austria terhadap two-state solution (solusi dua negara).

“Saya paham betul bagi posisi Austria masih sulit saat ini, namun mengingat Austria mendukung penyelesaian two-state solution, maka masalah pengakuan terhadap Palestina ini merupakan satu langkah yang menunjukkan konsistensi dukungan terhadap two-state solution", ujar Retno.

Menlu juga menyampaikan penghargaan atas bantuan kemanusiaan yang diberikan Austria untuk Palestina, termasuk melalui UNRWA. Austria sempat membekukan bantuan kepada UNRWA. Namun, pada tanggal 18 Mei lalu, Austria memutuskan untuk mengaktifkan kembali pendanaan ke UNRWA dengan total anggaran EUR 3,4 juta untuk tahun 2024. Sejak 7 Oktober 2023, tercatat Austria telah menyalurkan bantuan kemanusiaan sebesar EUR 32 juta melalui World Food Programme (WFP) dan International Committee of the Red Cross (ICRC).

Menlu menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan ini sangat penting artinya untuk mendukung kehidupan masyarakat sipil di Gaza dan juga Tepi Barat, yang mengalami kelangkaan makanan dan kelaparan level akut (high levels of acute food insecurity).

“Sekali lagi gencatan senjata harus segera dilakukan, perang harus dihentikan, dan kita dapat segera menyelamatkan nyawa-nyawa orang yang tidak berdosa di Gaza," ujar Menlu RI.

Pada pertemuan tersebut, Menlu Retno juga membahas berbagai kerja sama bilateral RI-Austria, antara lain:

Pertama, di bidang perdagangan dan investasi. Kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia dan Austria terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2023, nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 458 juta atau naik 9.8% dari tahun sebelumnya. Sementara investasi Austria di Indonesia meningkat nilainya hingga 51% dibanding tahun 2022, dengan nilai proyek sebesar USD 102,2 juta, termasuk untuk proyek pembangunan pabrik hydropower dan teknologi transportasi.

Untuk memperkuat kerja sama di bidang perdagangan dan investasi, kedua Menlu menyepakati agar perundingan Indonesia-EU CEPA dapat segera diselesaikan. Menlu Retno juga mendorong investasi yang lebih besar dari Austria ke Indonesia, utamanya di sektor energi terbarukan, energi hijau, ekonomi digital, ekonomi kreatif dan infrastruktur pariwisata.

Kedua, kerja sama pendidikan dan pengembangan kapasitas. Menlu RI mendorong implementasi kerja sama rekrutmen pekerja profesional dan terampil untuk bekerja di Austria yang baru saja ditandatangani pada Mei lalu. Kerja sama ini akan membuka akses pasar tenaga kerja Austria bagi pekerja terampil dari Indonesia. Sebagai informasi, Austria saat ini menghadapi tantangan kekurangan tenaga kerja yang diestimasi memerlukan sekitar 15.000 tenaga kerja dari negara-negara non-UE hingga 2027.

Di bidang pendidikan, kedua negara menyambut baik peningkatan intensitas kerja sama pendidikan tinggi antara Indonesia dan Austria, dan sepakat untuk memperbaharui kerja sama pendidikan dan memperluas cakupannya dengan dengan memasukkan elemen-elemen kerja sama baru, seperti pelatihan untuk pengajar, kelas bahasa, program siswa magang, dan dual degree program.

Selain itu, kedua Menlu juga membahas penguatan kerja sama di bidang pariwisata. Menlu Retno menjajaki dilakukannya kerja sama di bidang pariwisata dengan Austria, khususnya untuk membangun pariwisata yang berkelanjutan. Austria mengindikasikan ketertarikannya untuk mendatangkan pekerja terampil di sektor pariwisata dan hospitality.

Sementara untuk peningkatan people-to-people contact, kedua Menlu menyambut baik pelaksanaan Indonesia-Austria Interfaith and Intercultural Dialogue (IAID) ke-8 di Bandung bulan depan (7-9 Juli 2024). IAID ke-8 akan membahas isu perubahan iklim, perempuan dan diskusi untuk mengurangi kesenjangan antar umat beragama.

Editor: Red

Bagikan melalui:

Komentar