Bappeda Gelar Rakor Bahas Penurunan Stunting dan Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem

Bappeda Gelar Rakor Bahas Penurunan Stunting dan Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Dok Humas

SINARPAGINEWS.COM KOTA SUKABUMI - Bappeda Kota Sukahumi menggelar rapat koordinasi (Rakor) dengan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kantor Bappeda Kota Sukabumi, bahas Pemenuhan Data Percepatan Penurunan Stunting, dan Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kota Sukabumi. 

Selain itu dalam rakor tersebut juga membahas updating realisasi anggaran sampai dengan akhir bulan Mei 2024, dari sub kegiatan hasil pemetaan pusat terkait percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem serta mengidentifikasi upaya yang telah dan yang akan dilaksanakan kedepan. Hal itu dikatakan, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Kota Sukabumi, Nenden Eviyanti, usai menggelar rakor.

Nenden menjelaskan, Dalam rakor itu juga dilakukan inventarisir usulan indikator dan target terhadap sasaran strategi percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.

Berdasarkan hasil rapat koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Sukabumi, pada 2024 ini telah menetapkan Lokasi focus stunting di 12 kelurahan, yakni Kelurahan Nanggeleng, Cikondang, Warudoyong, Nyomplong, Dayeuh Luhur, Sukakarya, Benteng, Karang Tengah, Cisarua, Subangjaya, Tipar, dan Cibeureum Hilir.

Sementara tahun 2025 mendatang, akan difokuskan di 15 kelurahan. Yaitu, Kelurahan Nanggeleng, Cisarua, Cikondang, Sukakarya, Cibeureum Hilir, Tipar, Nyomplong, Warudoyong, Lembursitu, Subangjaya, Limusnunggal, Dayeuh Luhur, Karang Tengah, Sriwidari, dan Kelurahan Situmekar, jelasnya.

Nenden mengungkapkan, penurunan stunting di intervensi dengan spesifik, dan intervensi Sensitif. Adapun intervensi Spesifik adalah, intervensi dengan sasaran 1000 Hari pertama Kehidupan (HPK) terkait kesehatan dan gizi.“ Kalau Intervensi sensitif adalah intervensi yang dilakukan oleh perangkat daerah lain yang mendukung percepatan penurunan stunting,” katanya.

Hingga bulan Juni ini, berbagai kegiatan yang telah dilakukan intervensi spesifik, diantaranya, melakukan kunjungan lapangan Ibu Hamil dan balita dengan masalah Gizi, persiapan pemberian makanan tambahan pangan lokal bagi ibu hamil dan balita terutama yang bermasalah dengan gizi, pendampingan pemberian MPASI dan ASI eksklusif, dan pelaksanaan kelas ibu balita.

Sedangkan, untuk intervensi sensitif, diantaranya, melakukan pengadaan Alkes di RSUD, survey lokasi penyediaan sarana air bersih di 7 lokasi, (sasaran ± 40 KK/ lokasi), proses e katalog pengadaan Vaccine Refrigerator, pelaksanaan penyuluhan dan pelayanan KB, praktik P2GP dan kesehatan reproduksi, peluncuran Sistem Aplikasi Data Stunting Terintegrasi (SiApdate), penyaluran bansos PKH dan BPNT.”Selain itu juga kita lakukan penyaluran paket bantuan pangan dari sumber anggaran donasi karyawan DKP3 dan Kecamatan Baros, serta melakukan rakor kewilayahan,” jelasnya.

Sementara, untuk kegiatan -kegiatan intervensi spesifik yang akan dilakukan, yaitu, pemantauan tumbuh kembang dan kondisi kesehatan bagi responden balita yang menjadi sasaran SKI 2023 (Dinkes), pelaksanan menu BOK Penurunan AKI dan AKB serta percepatan perbaikan gizi masyarakat (Dinkes), pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal dengan sasaran 585 ibu hamil Kekurangan Energi Khusus (KEK)/ berisiko KEK selama 120 hari (Dinkes), pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal dengan sasaran 1.013 balita wasting dan underweight selama 56 hari (Dinkes).

Sedangkan untuk kegiatan intervensi sensitif, dilakukan persiapan Survei Kualitas Air Minum Rumah Tangga di 15 Puskesmas, masing – masing puskesmas melakukan pemeriksaan di 15 Rumah Rumah tangga, pembangunan Penyediaan sarana air bersih di 7 lokasi, dengan sasaran pengguna ± 40 KK, pelaksanaan PASTI PENTING (Pangan Lokal Sehat Bergizi Untuk Pencegahan New Stunting) berupa paket bantuan pangan untuk 500 ibu hamil selama 6 bulan, Mini Lokakarya Upaya Percepatan Penurunan Stunting di 7 Kecamatan, Rapat Koordinasi TPPS Tingkat Kota Sukabumi.

“Begitu juga dengan dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) Kampung KB di Kelurahan Sukakarya, pembiasaan konsumsi makanan bergizi bagi bayi bawah dua tahun (baduta) di Kelurahan Sukakarya, pendampingan pemenuhan makanan bergizi pada keluarga berisiko kampung KB di Kelurahan Sukakarya, pelaksanaan dana kelurahan dan P2RW, penyaluran bantuan pangan tahap 2 Bapanas, dan kegiatan parenting di lingkungan PAUD,” bebernya.

Diharapkan, dengan dilakukan intervensi sensitif dan spesifik, bisa menekan angka prevalensi stunting di Kota Sukabumi.”Mudah-mudahan berbagi upaya yang dilakukan, angka stunting di Kota Sukabumi turun,” tandasnya.

Tegas Nenden lagi, Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi terus berupaya menekan angka prevalensi stunting, yang saat ini berdasarkan aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) adalah sebesar 5,69 persen, dengan jumlah balita stunted sebanyak 1.065 balita. Angka prevalensi alami kenaikan sebesar 0,27 persen, dari angka prevalensi stunting tahun 2023 sebesar 5,42 persen.

“Melihat data e-PPGBM, angka prevalensi stunting mencapai 5,69 persen di Kota Sukabumi,“ pungkasnya.

Editor: Iyan Sopyan

Bagikan melalui:

Komentar